Banjir Bandang Luwu Utara: 15 Meninggal Dunia, 34 Masih Hilang

Devi Trisnawati
Korban Banjir Bandang di Kab. Luwu Utara
Gambar : Korban Banjir Bandang di Kab. Luwu Utara, Sulsel yang Meninggal Dunia.

Luwu Utara, MASAMBAPOS.COM – Akibat Banjir Bandang, sebanyak 4.930 keluarga di 6 kecamatan Kabupaten Luwu Utara, Sulsel terkena dampak. Hingga saat ini 15 orang dilaporkan meninggal dunia dan 34 lainnya masih dalam pencarian.

“Laporan sementara hingga saat ini 15 orang meninggal dunia. Memang ada laporan temuan (jenazah lagi), semalam itu kami dapat ada jenazah yang ditemukan di Kecamatan Malangke, itu ada 1, kemudian ada di daerah Radda juga 2, jadi itu ada penambahan lagi semalam, tapi kami coba validasi kembali,” ungkap Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, Rabu (15/7/2020), dikutip dari detik.com.

Bupati Luwu Utara juga mengungkapkan, terkait warga yang hilang, awalnya pihaknya menerima 56 orang hilang. Namun setelah ada warga yang melaporkan kembali, sehingga saat ini laporan korban hilang berjumlah 34 orang.

BACA:  Kabar Baik! Jalan Trans Sulawesi di Radda Kini Sudah Bisa Dilewati Kendaraan
Gambar : Data Korban Banjir Bandang yang belum Ditemukan.

“Sampai semalam informasi ke kami itu tinggal 34 (laporan korban hilang), sebelumnya kan 56 orang (dilaporkan hilang), nah ini sudah ada ditemukan,” kata Indah.

Berdasarkan laporan, sebagian besar orang hilang yang telah ditemukan tersebut berasal dari warga yang berada di Desa Radda, Kecamatan Baebunta. Pemkab Luwu Utara juga masih mendata ulang laporan orang hilang dari Kota Masamba.

“Kalau di Masamba belum kami update lagi, karena belum ada lagi yang melaporkan keluarganya yang hilang. Kalau total data orang hilang seluruhnya, kemarin 56, setelah kami data ulang tinggal 34 orang,” jelas dia.

Dari 4.930 keluarga yang terdampak banjir bandang, sebagian besar saat ini masih mengungsi di beberapa titik.

BACA:  Bikin Bangga, Sekolah Budaya Luwu I La Galigo Sudah Cetak 800-an Alumni

“Kalau untuk (korban banjir bandang) Radda itu pengungsi terpusat di jalan masuk TPA Meli, ada 2 desa di situ yang menjadi tempat pengungsian, jadi kita agak terbantu kalau di sana,” pungkas Indah.

“Nah yang di Ibu Kota Masamba ini pengungsi terpencar, karena memang kan ada 2 kelurahan yang kebetulan dipisah oleh sungai, jadi mereka terpencar itu. Nah kami berharap, kami melalui media sosial itu sudah kami sampaikan nomor kontak Satgap Pusdalops, supaya mereka yang tidak terjangkau bantuan logistik atau apapun itu mereka bisa menelfon ke nomor kontak itu untuk kemudian dapat segera dijangkau,” jelasnya.

Pihak BNPB juga telah mencatat sebanyak 4.930 keluarga di Luwu Utara terdampak banjir bandang yang terjadi pada Senin (15/7) lalu. Mereka berasal dari 6 kecamatan yakni Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke, dan Malangke Barat.

BACA:  Gelar Aksi Demo, Warga Minta Kejelasan Penanganan Banjir Luwu Utara

“Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB memonitor sebanyak 4.930 keluarga terdampak di 6 kecamatan di Kabupaten Luwu Utara. Kecamatan tersebut yakni Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke, dan Malangke Barat. Ribuan rumah terendam di kawasan terdampak,” tutur Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dalam keterangan resmi, Selasa (14/7).

Kabar Terkait