Luwu Utara, MP – Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani menegaskan pentingnya sinkronisasi data terkait dampak yang ditimbulkan pasca bencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Luwu Utara beberapa waktu lalu.
Hal tersebut dikatakannya saat melakukan Rapat Evaluasi Pasca Bencana berlangsung, di ruang Crisis Center Luwu Utara, Jumat (24/7/2020) yang dihadiri seluruh SKPD dan perangkat Desa se-Luwu Utara.
Bupati Indah menegaskan bahwa data menjadi acuan dalam menentukan langkah prioritas yang akan diambil dalam penanganan banjir.
Calon Bupati petahana ini juga mengingatkan kepada seluruh peserta rapat jika bencana menjadi urusan pertama dimana pemerintah harus berada di garis terdepan.
“Jangan main-main dengan data, karena ini menjadi sangat penting untuk kita menentukan apa yang harus kita lakukan. Data terkait jumlah korban, sebaran pengungsi, hingga kerusakan menjadi indikator kita untuk menentukan jumlah kerugian,” tegasnya.
Menurut Indah, data juga menjadi acuan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat untuk menentukan kebijakan terkait penanganan bencana di daerah itu.
“Tugas kita Pemerintah Daerah untuk melakukan validasi data yang sudah dikumpulkan teman-teman di lapangan. Sekaligus dengan data, ini akan memberikan kepastian kepada masyarakat bahwa mereka akan mendapatkan bantuan sesuai data yang kita terima,” jelasnya lagi.
Pada akhir rapat Bupati Indah sempat memberikan semangat kepada seluruh SKPD, aparat kecamatan, dan aparat desa agar senantiasa meyakini bahwa Luwu Utara akan kembali bangkit dengan semangat kerjasama.
“Percayalah Tuhan tidak akan memberikan ujian yang tidak bisa kita pikul. Untuk bisa keluar dari kesulitan ini kita harus bahu membahu. Dan yang terpenting di dalam tugas kemanusiaan tidak ada kompetisi,” pungkas IDP.
Informasi terkait hunian, sejauh ini Pemkab Luwu Utara menitikberatkan konsentrasi pada tiga kecamatan yang terdampak sangat parah, diantaranya Kecamatan masamba, Baebunta, dan Sabbang.
400 unit hunian sementara akan ditargetkan rampung dalam satu bulan untuk menampung pengungsi yang kini tak lagi memiliki hunian pasca banjir yang melenyapkan rumah mereka.