Luwu Utara, MP – Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara, Muslim Muhtar mengungkapkan bahwa kebutuhan logistik para pengungsi yang ada di seluruh titik pengungsi sudah terpenuhi dengan baik.
Hingga saat ini tidak ada satu pun pengungsi korban banji bandang yang mengeluh karena menderita kelaparan selama berada di tenda-tenda pengungsian.
Muslim juga menyebutkan bahwa bantuan yang terus mengalir dari berbagai daerah menjadi hal yang patut disyukuri, karena kebutuhan logistik pengungsi juga semakin bisa terpenuhi dengan baik.
Bahkan dirinya juga mengatakan telah menyiapkan beberapa dapur umum di titik-titik pengungsian. Hal ini guna memudahkan pengungsi mengambil makanan.
“Pascabanjir bandang kemarin, rasa empati dari saudara-saudara kita dari berbagai daerah terus mengalir. Bahkan hampir semua daerah yang ada di Sulsel datang memberikan bantuan,” ungkap Muslim, Senin, (3/8/2020).
Kendati demikian, tidak semua bantuan yang masuk ke Luwu Utara itu sampai ke Posko Induk Penanganan Bencana yang ada di BPBD.
Diduga salah satu penyebabnya yakni dikarenakan terputusnya akses jalan nasional di Radda dan Masamba, sehingga ada juga bantuan yang langsung masuk ke titik-titik pengungsian di beberapa wilayah di Baebunta, seperti Radda dan sekitarnya.
“Banyak juga bantuan yang berasal dari arah Selatan, tidak langsung ke Posko Induk, dan hanya sampai ke desa Radda dan sekitarnya. Tapi kami persilakan,” pungkasnya.
Sementara untuk bantuan yang langsung ke posko induk adalah bantuan yang hanya diserahkan secara simbolis dari donatur ke pemerintah kabupaten Luwu Utara.
Dan banyak juga dari beberapa bantuan yang langsung disalurkan oleh para donatur korban banjir bandang itu sendiri ke titik-titik pengungsian.
“Kalau pun ada yang ke posko induk, mereka hanya menitip, dan kita yang menyalurkan langsung ke posko-posko pengungsian yang telah ada,” tuturnya.
Penjelasan Kalaksa BPBD tersebut juga sekaligus membantah tudingan bahwa Luwu Utara banjir bantuan, sementara masyarakat menderita kelaparan.
“Jadi kalau dikatakan masyarakat kelaparan, saya kira itu terlalu naïf dan mengada-ada. Pertanyaannya kemudian, masyarakat atau pengungsi mana yang kelaparan. Sementara kalau kita tinjau ke lapangan, secara kasat mata, logistik sudah lebih dari cukup,” tandasnya.
“Saat ini, pemerintah terus berupaya mempercepat penanganan dan pemulihan pascabencana. Seluruh sumber daya kita kerahkan untuk mendukung upaya ini. Jadi tolong, bantu pemerintah dengan tidak menyebarkan informasi-informasi yang tidak jelas dan bahkan cenderung hoaks. Tentu kita semua ingin melihat Luwu Utara ini segera bangkit dan menjadi lebih baik pasacabencana kemarin,” tutupnya.