Kebangkitan petenis Indonesia di kancah dunia sudah mulai terwujud. Salah satunya adalah yang ada pada diri Tami Grende. Remaja yang baru berusia 17 tahun kelahiran Bali tersebut Minggu waktu London, Inggris (6/7) telah berhasil menjuarai ganda putri yunior Wimbledon bersama pasangan asal China Ye Qiuyu.
Tami Grende dan Ye Qiuyu pada babak final telah menaklukkan pasangan Marie Bouzkova (Rep Ceko) dan Dalma Gafi (Hungaria) 6-2, 7-6 (7-5).
Atas keberhasilan Tami Grende ini telah menumbuhkan banyak harapan bagi kebangkitan tenis Indonesia setelah tenggelam sekian lama. Dulu, Indonesia masih bisa berharap pada nama-nama seperti Yayuk Basuki, Wynne Prakusya, dan Angelique Widjaja, tetapi kemudian tenggelam tanpa muncul generasi penerusnya.
Keberhasilan Tami Grende setidaknya sudah memperlihatkan bahwa petenis Indonesia masih bisa berbicara pada level dunia.
Tami Grende sebenarnya juga tampil pada nomor tunggal putri yunior di Wimbledon. Tetapi dia hanya bisa sampai putaran kedua. Pada grand slam Prancis terbuka sebelumnya, Tami Grende lolos sampai perempat final tunggal putri yunior.
Tami Grende lahir pada 22 Juni 1997 di Denpasar dengan darah Italia-Indonesia. Tami Grende juga pernah telah memperkuat Indonesia pada ajang Piala Federasi.
Pada usianya yang masih sangat terhitung muda, Tami Grende punya banyak kesempatan untuk berkembang sangat luas.
Petenis Indonesia yang pernah menjadi juara Wimbledon yunior sebelumnya adalah Angelique Widjaja pada nomor tunggal putri 2001. Di final dia telah mengalahkan Dinara Safina. Performa Angelique Widjaja kurang berkembang karena berbagai cedera.