Kabar rencana penggabungan Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Papua sebagai tuan rumah sebagai Pekan Olahraga Nasional (PON) 2010 mencuat. Hal ini sejalan dengan permasalahan angaran daerah masing-masing yang tidak mampu memenuhi kebutuhan PON.
Disebut-sebut anggota untuk PON 2020, mencapai Rp 3,7 triliun. Wacana ini pun mendapat respon dari pengamat olahraga Sulsel, Rahmat Kasmad.
Dia cukup kecewa dengan wacana tersebut. Menurutnya Sulsel harus mampu mengambil kesempatan itu.
Jangan hanya permasalahan keuangan, maka perkembangan olahraga diabaikan. Ini adalah momen untuk mengembalikan olahraga di Sulsel, ujarnya.
PON adalah kesempatan langka. Dan momen untuk membuktikan kepada masyarakat Indonesia bahwa Sulsel juga bisa melaksanakan event skala nasional. Sekaligus untuk menumbuhkan kembali jiwa olahraga.
Ini adalah kesempatan yang harus diambil. Ini momen untuk menumbuh kembangkan olahraga di sulsel, ujar Rahmat Kasmad.
Lebih lanjut dia pun mengatakan, pemetintah daerah pastinya tahu efek positif yang akan ditimbulkan jika PON akan dilakukan di daerah ini.
Dengan hadirnya puluhan ribu orang akan hadir di Sulsel. Semua aspek akan merasakan dampaknya. Bidang olahraga ataupun ekonomi.
Lalu waktu persiapan pun masih panjang. Setiap cabang olahraga masih bisa mengukur kemampuan dalam melaksanakan event nasional. Dengan menyelenggarakan kejuaraan nasional di Sulsel.
Dengan adanya PON maka akan banyak keuntungan yang diperoleh. Mudah-mudahan pemerintah dapat jeli melihat kesempatan ini, harap Rahmat.
Sementara itu, ada enam daerah yang telah mendaftar secara resmi untuk menjadi tuan rumah PON 2020.
Yakni Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Bali, Sulsel, dan Papua.