Selain kewajiban-kewajiban, amal shaleh yang sering dilakukan oleh para sahabat adalah berjihad pada jalan Allah. Oleh karena itulah Al-Qur’an maupun Hadits disebutkan bahwa pahala jihad itu jauh berlipat ganda dari pada ilmu. Setelah mendalami ilmu, para sahabat langsung memperaktekannya dalam ibadah, dan jihad, dalam muamalat dan dalam khlak mereka. Mereka mempelajari ilmu adalah untuk di amalkan dan diajarkan.
Melakukan jihad terdapat banyak ayat Al-Qur’an yang pasti kebenarannya dan hadits-hadits nabawi yang shahih tentang keutamaan-keutamaan jihad ini. Berikut akan kami sampaikan beberapa dalil yang menunjukkan keutamaan-keutamaan jihad tersebut.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.” (At-Taubah: 11)
Dan firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (As-Shaff: 4)
Begitu pula Rasul menjelaskan keutamaan jihad yang begitu agung melalui sabdanya. Suatu ketika, beliau ditanya oleh salah seorang sahabatnya tentang orang yang paling utama.
Maka Beliau menjawab:
“Seorang mukmin yan berjihad dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah kemudian seorang mukmin yang berada di celah bukit (ber’uzlah), yang menyembah Allah dan meninggalkan manusia dari kejahatannya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Tidak ada amalan yang keutamaannya menyamai amalan jihad. Melakukan amalan jihad adalah seperti berpuasa terus-menerus dan mengerjakan shalat malam. Rasulullah bersabda ketika beliau ditanya oleh seseorang, “Tunjukkanlah aku amalan yang menyamai (amalan) jihad.” Beliau menjawab, “Aku tidak mendapatinya.” Kemudian beliau balik bertanya, “Apakah kamu mampu apabila orang yang berjihad itu keluar (berjihad), kamu masuk masjid lalu kamu mengerjakan shalat terus menerus tidak berhenti dan kamu berpuasa terus menerus tidak berbuka?”Orang itu menjawab, “Siapakah yang mampu untuk melakukan hal tersebut?” (H.R. An-Nasa’i dan Al-Bukhari)
Imam Nasa’i meriwayatkan rasulullah pernah bersabda bahwa orang-orang yang meninggal dan dia belum pernah berperang serta belum meniatkan dirinya untuk ikut berperang maka dia mati pada salah satu cabang nifaq (kemunafikan).
Dalam suatu hadits yang lain yang diriwayatkan oleh imam Bukhari, beliau menyatakan bahwa orang-orang yang terluka di jalan Allah akan dibangkitkan di hari kiamat dengan luka berwarna merah namun baunya seharum minyak misik.
Selain keutamaan-keutamaan yang telah disebutkan di atas, masih ada keutamaan lain yang juga sangat luar biasa. Rasulullah bersabda, “Tidaklah kedua kaki seorang hamba yang berdebu (karena berjihad) di jalan Allah tersentuh api neraka” (H.R Bukhari)
Demikianlah, begitu banyak keutamaan dari amalan jihad yang tidak seluruhnya dapat disebutkan pada artikel ini. Sakin besarnya kemuliaan orang yang berjihad, orang-orang yang mati syahid pun masih menginginkan untuk kembali lagi ke dunia untuk melakukan jihad dan terbunuh di jalan Allah lagi karena mereka mengetahui keutamaan yang ada di dalamnya sebagaimana sabda Rasulullah:
“Tidak ada seorang pun yang masuk surge yang ingin kembali ke dunia padahal dia memiliki apa yang ada di atas bumi, kecuali orang yang syahid. Dian mendambakan bisa kembali ke dunia lalu terbunuh sepuluh kali, karena dia melihat kemuliaan di dalamnya.” (H.R. Bukhari)