Agama islam tumbuh lebih pesat disaat nabi menyebar dakwahnya keseluruh pelosok dunia sehingga menjadi agama terbesar dilihat dari sisi jumlah maupun pertumbuhannya. Kurang lebih 2 milyar orang menyatakan dirinya sebagai penganut ajaran Islam. Tersebar diberbagai penjuru dunia, menembus batas suku, ras dan kebudayaan. Tentunya, pencapaian ini diharapkan tidak hanya sampai detik ini, melainkan terus berlanjut sampai anak cucu bahkan sampai hari kiamat. Dan yang lebih utama, pertumbuhannya tidak hanya sebatas kuantitas melainkan yang lebih penting adalah kualitas. Dan untuk mewujudkan cita-cita luhur ini, setiap pemeluk islam memiliki peran dan kontribusi masing-masing sesuai kapasitas diri dan lingkungannya.
Pertanyaannya, adakah metode dakwah efektif yang diajarkan nabi Muhammad saw sehingga menghasilkan generasi umat islam terbaik? Untuk menjawab pertanyaan ini, marilah kita mempelajari sejarah dakwah yang dilakukan nabi Muhammad saw saat awal pertumbuhan islam 14 abad silam.
Secara garis besar, dakwah rosululloh terbagi ke dalam 2 periode yaitu periode Mekah selama 13 tahun dan periode Medinah selama 10 tahun. Periode ini dipisahkan oleh peristiwa besar yaitu hijrah dari Mekah ke Medinah saat nabi berusia 53 tahun. Bahkan, peristiwa hijrah ini dijadikan pula sebagai pijakan awal perhitungan kalender Islam sebagai pembeda (furqon) dari kebiasaan orang kafir (tasabbuh).
Dakwah nabi selama 13 tahun di Mekah, hasilnya umat Islam masih minoritas. Umat islam saat itu ditindas penguasa / pemerintahan Quraish dan tidak memiliki hak apa-apa. Bahkan nabi melakukan strategi dakwah secara diam-diam. Pada masa ini, umat islam mengalami pembaikotan selama 3 tahun. Mereka yang ketahuan masuk islam ditangkap dan siksa seperti halnya Bilal bin Rabbah, Amar bin Yasir, dll. Nabi-pun diperintahkan ditangkap. Paman nabi dibujuk aparat dengan menawarkan kekayaan, wanita cantik dan kedudukan agar nabi berhenti berdakwah. Namun nabi terus dakwah. Sehingga pemerintahan quraish panik, lalu menyebarkan sayembara bagi yang mampu menangkap nabi akan diberikan hadiah 100 ekor unta.
Menjadi pertanyaan, kenapa dakwah selama 13 tahun di Mekkkah hasilnya minim?. Salah satu analisa yang bisa dikemukakan, karena pada periode ini kekuasaan bukan ditangan rosululloh, melainkan ditangan penguasa Quraisy. Mari kita bandingkan dengan proses dakwah yang dilakukan nabi di Medinah.
Setelah hijrah ke Medinah nabi berhasil merebut kekuasaan. Tidak dengan kekerasan. Yang direbut adalah hati orang Yatsrib, saat mereka datang melakukan ritual ibadah ke Mekkah. Orang Yastrib dengan kerelaan hati memeluk Islam dan menyerahkan tumpuk pemerintahan kepada nabi. Lalu nabipun diangkat menjadi kepala negara. Saat itu, terbentuklah sistem pemerintahan Islam bernama negara Medinah. Pemerintahan berdasarkan sistem wahyu (al-Quran dan hadits), dipimpin nabi sebagai kepala negara beserta sahabat sebagai kabinet. Wilayah dan rakyatnya berada di medinah dan diakui oleh negara tetangga. Nabi membentuk bangsa baru, bukan Arab, Romawi, Persia, melainkan kaum Muslimin. Nabi berhasil membentuk imamah melalui mesjid dan menyebarkan dakwah islam dengan hikmah, tanpa paksaan dan kekerasan, santun, ilmiah dan argumentatif.
Setelah satu tahun berdiri. Penguasa Mekkah panik. Mereka khawatir Medinah akan menghancurkan pemerintahan quraish. Merekapun berniat menghancurkan negara Medinah. Lalu mereka mempersiapkan 1000 tentara terlatih untuk menyerbu Medinah di tahun ke dua.
Menghadapi situasi ini, nabi tidak tinggal diam. Nabi membentuk sistem pertahanan dengan mengumpulkan relawan untuk berperang. Sehingga terbentuklah 300 orang untuk melawan kaum quraisy. Dan pecahlah perang pertama yaitu perang badar. Perang badar tercatat sebagai perang raya (besar). Dikatakan ‘besar’ karena perang ini menentukan ambisi quraisy untuk menghabisi pemerintahan Madinah.
Nabi pun menyadari hal ini, perang Badar sangat menentukan perkembangan dakwah islam sanjutnya. Nabi pun berdo’a dengan menengadahkan kedua tangannya sampai lengan bajunya turun dan ketiaknya keliahatan, memohon pertolongan Alloh SWT. Lalu Alloh SWT menurunkan tentara yang tidak keliahatan dengan kasat mata (malaikat). Dan kaum Muslim pun mendapatkan kemenangan dalam perang ini.
Setelah melalui dakwah yang cukup lama, tahun ke delapan Nabi balik ke Mekkah untuk membebaskan Mekkah dari kemusyrikan dan hasilnya penguasa Mekkah menyerah dan takluk. Nabi menghancurkan seluruh berhala untuk membersihkan dari kemusrikan.
Selama 10 tahun nabi berdakwah di Medinah, hasilnya cukup efektif. Tidak ada ayat yang belum disampaikan dan diamalkan. Islam tidak hanya tumbuh di Medinah, namun meluas ke Mekkah bahkan keluar jazirah arab.
Maka, belajar dari sejarah ini, salah satu dakwah yang efektif yang dilakukan nabi adalah melalui pendekatan kekuasaan. Umat Islam janganlah alergi dengan kekuasan. Namun kekuasan bisa dijadikan sebagai alat yang efektif untuk berdakwah.