Press "Enter" to skip to content


Keesaan Tuhan Bagian II


Keesaan Tuhan Bagian IITulisan keesaan tuhan bagian II ini sebagai lanjutan pada tulisan keesaan tuhan bagian I Pada artikel dengan kategori dasar keyakinan. Cakupan ketahuan Allah sesungguhnya meliputi segala sesuatu. Dalam hal ini, kaum musyrik di masa nabi Saw setuju dengannya. Maksudnya, mereka mengakui ketuhanan Allah dalam wilayah kekuasaan seperti itu, seperti emmber rezeki, menghidupkan dan mematikan serta menguasai seluruh alam semesta:

قُلۡ مَن يَرۡزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ أَمَّن يَمۡلِكُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَٰرَ وَمَن يُخۡرِجُ ٱلۡحَيَّ مِنَ ٱلۡمَيِّتِ وَيُخۡرِجُ ٱلۡمَيِّتَ مِنَ ٱلۡحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَۚ فَسَيَقُولُونَ ٱللَّهُۚ فَقُلۡ أَفَلَا تَتَّقُونَ ٣١

“Katakanlah! “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”. Maka katakanlah “Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?.” (QS. Yunus: 31)


BACA JUGA:  Keesaan Tuhan Bagian I

قُل لِّمَنِ ٱلۡأَرۡضُ وَمَن فِيهَآ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ٨٤ سَيَقُولُونَ لِلَّهِۚ قُلۡ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ٨٥ قُلۡ مَن رَّبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ ٱلسَّبۡعِ وَرَبُّ ٱلۡعَرۡشِ ٱلۡعَظِيمِ ٨٦  سَيَقُولُونَ لِلَّهِۚ قُلۡ أَفَلَا تَتَّقُونَ ٨٧

“Katakanlah! “Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui? Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah”. Katakanlah! “Maka apakah kamu tidak ingat? Katakanlah! “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya ´Arsy yang besar? Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah”. Katakanlah! “Maka apakah kamu tidak bertakwa?.” (QS. Al-Mukminun: 84-87)

Namun orang-orang semcam ini juga, menurut ayat-ayat yang dikutip dari surah maryam dan surah yasin diatas, percaya bahwa tuhan-tuhan mereka punya kekuasaan efektif sekaitan dengan persoalan-persoalan, seperti kemenangan dalam perang, perlindungan terhadap marabahaya sewaktu dalam perjalanan, dan seterusnya, dan bahkan lebih jelas lagi mereka percaya tuhan-tuhan itu berhak untuk memberi syafaat, juga menganggap mampu memberi syafaat tanpa seizin Allah, dan bahwa syafaat semacam ini akan efektif.

BACA JUGA:  Memaknai dan Introspeksi Diri di Tahun Hijriah

Karenanya, tidak kontradiktif untuk mengatakan bahwa, disatu sisi, sebagian orang, dalam hal-hal tertentu, mengakui bahwa penguasaan itu berkaitan dengan Allah  dan karenya, dalam konteks ini, monoteistis (muwahhid) dan sisi lain, mereka mengatributkan kekuatan penguasaan dan supervisi kepada tuhan-tuhan mereka, percaya bahwa tuhan-tuhan mereka punya otoritas efektif berkenaan dengan, misalnya, memberi syafaat, mengaruniai keuntungan atau mengakibatkan kerugian, menyalurkan kekuatan dan memberi ampunan.

Sungguh, kaum musyrik adakalanya berkata, dengan menjelaskan praktik politisme dan penyembahan berhalanya, “Kami penyembahan ini hanya ingin meraih kedekatan dengan Allah melalui cara demikian; kammi tidak percaya otoritas efektif mereka atas kehidupan kami.” Al-Qur’an menyampaikan justifikasi( yang dicoba) ini sebagai berikut:

BACA JUGA:  Rasulullah Adalah Sebagai Contoh Manusia Teladan

أَلَا لِلَّهِ ٱلدِّينُ ٱلۡخَالِصُۚ وَٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُواْ مِن دُونِهِۦٓ أَوۡلِيَآءَ مَا نَعۡبُدُهُمۡ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَآ إِلَى ٱللَّهِ زُلۡفَىٰٓ إِنَّ ٱللَّهَ يَحۡكُمُ بَيۡنَهُمۡ فِي مَا هُمۡ فِيهِ يَخۡتَلِفُونَۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي مَنۡ هُوَ كَٰذِبٞ كَفَّارٞ ٣

“….Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya….”. (QS. Az-Zumar: 3)

Namun, di akhir yang sama ditegaskan bahwa klaim itu hanya dusta: “Sesungguhnya Allah tidak memberikan petunjuk kepada pembohong dan pegingkar.

Demikian untuk artikel kali ini jangan lupa untuk baca artikel sebelumnya Sayap-sayap Malaikat yang dapat menambah wawasan keagamaan kita semua lebih mendalam lagi.