Press "Enter" to skip to content


Keyakinan Mendalam Terhadap Setan


Keyakinan Mendalam Terhadap SetanPertanyaan yang cukup menggelitik pikiran kita tanpa pernah kita temukan jawabannya, sesungguhnya setan ghaib dari pandangan kita dia dapat melihat kita namun kita tidak dapat melihatnya. Dia senantiasa membisikan ketelinga kita dan senantiasa menggoda hati kita tanpa pernah kita ketahui dimana keberadaanya? Dan apa yang sedang dia lakukan? Maka terbesitlah dalam pikiran kita siapakah sesungguhnya setan tersebut?

Allah Swt dengan karunia akal yang telah diberikan-Nya kepada kita mengajarkan kita siapakah sesungguhnya setan bagaimana kisah permusuhannya terhadap manusia. Bagaimana permusuhan itu lahir dan bagaimana kita menyikapi dan bagaimana kita diberi jalan petunjuk untuk mengalahkannya di dunia ini dengan seluruh kekuatan lahir maupun batin yang kita miliki.

Allah Swt memerintahkan kepada kita untuk berlindung kepada-Nya dari godaan setan yang terkutuk itu karena Allah Swt berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya baik yang beriman maupun yang kafir yang taat yang bermaksiat dan setiap yang memiliki ikhtiyar dan yang dipaksa untuk taat hakikatnya setiap mereka dipaksa untuk taat hakekatnya setiap mereka dipaksa untuk mentaati Allah Swt karena tidak satu pun dari makhluk-Nya dijagat raya ini yang bisa keluar dari kehendak-Nya. Oleh sebab itu Allah berfirman:


BACA JUGA:  Awal Kemaksiatan Sang Iblis

 وَهُوَ ٱلۡقَاهِرُ فَوۡقَ عِبَادِهِۦۚ وَهُوَ ٱلۡحَكِيمُ ٱلۡخَبِيرُ ١٨

“Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An-am: 18)

Allah Swt yang tidk satu pun makhluk-Nya mampu untuk keluar dari kehendak fi’li-Nya, akan tetapi mereka yang Allah Swt berikan kemampuan untuk berikhtiyar ia bisa keluar dari kehenddak syar’i-Nya atau manhaj Allah dalam perkara “kerjakanlah atau jangan kamu kerjakan” mereka bisa keluar dari manhaj ini dengan ikhtiyar Allah  Swt. Karena Dia-lah yang telah menciptakan manusia yang mampu untuk mentaati-Nya atau bermaksiat kepada-Nya. Sekiranya Allah Tabaraka Wata’ala berkehendak untuk menciptakan mereka dalam ketaatan kepada-Nya maka Allah maha kuasa unntuk melakukannya. Peryataan ini bisa anda dapatkan dalam firman Allah Swt yang berbunyi:

BACA JUGA:  Tidak Ada Perbedaan Antara Satu Unsur dengan Unsur Lain

لَعَلَّكَ بَٰخِعٞ نَّفۡسَكَ أَلَّا يَكُونُواْ مُؤۡمِنِينَ ٣ إِن نَّشَأۡ نُنَزِّلۡ عَلَيۡهِم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ ءَايَةٗ فَظَلَّتۡ أَعۡنَٰقُهُمۡ لَهَا خَٰضِعِينَ ٤

“ Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu, karena mereka tidak beriman. Jika kami kehendaki niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepada-Nya.”(QS. Asy-Syu’ara:3-4)

Ayat ini ditujukan kepada Rasulullah Saw yang mulai timbul pada diri beliau  perasaan takut akan adanya orang-orang yang menolak untuk beriman, ini merupakan sebuah kesedihan dan bencana, karena beliau mengetahui apa yang telah menanti mereka dinegeri akhirat berupa adzab yang sangat pedih danekal selama-lamanya didalmnya. Oleh sebab itu, diutusnya  beliau sebagai rahmat bagi sekalian alam mendorong beliau berkeinginan untuk menyelamatkan mereka dari tempat kembali yang mengerikan di negeri akhirat tersebut.

BACA JUGA:  Unsur Penciptaan Setan dengan Unsur Lain

Allah Swt didalam ayat ini menjelaskan bahwa sekalipun mereka bisa keluar dari kehendak syar’i yang Dia inginkan agar mereka beriman kepada-Nya dan mengikuti manhaj-Nya, namun sekali-kali mereka tidak mampu keluar dari kehendak  fi’li Allah Swt. Karena Allah berkehendak agar mereka agar mereka menjadi orang-orang yang memilih untuk beriman ataukah tidak, mentaati-Nya atau bersifat kepada-Nya, Dia memberikan kepada mereka kemampuan untuk untuk memilih melaksanakan perintah-Nya atau tidak melaksanakannya. Ikhtiyar ini tidak terlepas  dari kehendak Allah  Swt, kalaulah bukan karena kehendak Allah Swt maka niscaya sekali-kali mereka tidak akan mampu unutk memilih taat atau bermaksiat. Jadi kesimpulannya tidak ada satu pun dari makhluk Allah Swt di jagat raya ini yang mampu keluar dari kehendak-Nya.