Sebelum kami menyebutkan kisah permusuhan iblis kepada Adam as dan keturunannya, dan bagaimana dia berusaha terus-menerus untuk menggoda mereka dan menjerumuskan mereka kedalam kejahatan, kita perlu mengambil sikap yang tegas terhadap kemaksiatan yang telah dilakukan oleh iblis, yaitu sebuah kedurhakan yang menjadikannya berhak untuk mendapatkan laknat Allah Swt hingga hari kiamat.
Iblis ketika menolak perintah Allah Swt, untuk sujud kepada Adam as tidak berusaha untuk bertaubat dan kembali kepada kebenaran. Iblis tidak mau mengatakan, “Ya Allah, sesunghnya perkataan dan perintah-Mu adalah sebuah kebenaran, akan tetapi diriku ya Allah tidak mampu untuk melaksanakannya maka ampunilah aku ya Allah”. Iblis sama sekali tidak menujukan i’tikat baik dan kemudian sujud kepada Adam as akan tetapi kesombogan telah memenuhi relung jiwanya yang kemudian menyebabkannya terjerumus kedalam kemaksiatan. Hal ini sebagaimana telah diceritakan Allah di dalam Al-Qur’an Al-Karim:
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسۡجُدَ إِذۡ أَمَرۡتُكَۖ قَالَ أَنَا۠ خَيۡرٞ مِّنۡهُ خَلَقۡتَنِي مِن نَّارٖ وَخَلَقۡتَهُۥ مِن طِينٖ ١٢
“Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.”(QS. Al-A’raaf: 12)
Demikian cara iblis menolak perintah Allah Swt seakan-akan Allah tidak berarti baginya yang telah menciptakan manusia dari tanah. Semuanya ini menjadi hujjah yang cukup kuat menyebabkan terjauhkannya iblis dari rahmat Allah Swt serta terlemparnya dia dari tempat dimana dia hidup bersama para malaikat. Hal ini sebagiamana yang ditegaskan oleh Allah Swt:
قَالَ فَٱهۡبِطۡ مِنۡهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَن تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَٱخۡرُجۡ إِنَّكَ مِنَ ٱلصَّٰغِرِينَ ١٣
“Allah berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina.” (QS. Al-A’raaf: 13)
Firman Allah Swt, “Turunlah kamu dari jannah itu” makananya adalah bahwa sesungguhnya iblis tinggal di dalam sebuah tempat yang tinggi (agung) sebelum durhaka, karena tidak mungkin diperintahkan untuk turun kecuali dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
Sebagiaman manusia memberi arti “al-hubuth” dengan makna jarak, namun demikian “al-habuth” dapat diartikan secara maknawi. Sebagai contoh manusia bila dia seorang pemimpin atau hakim kemudian sampai kepada puncak karirnya maka berarti dia telah (bersiap-siap) untuk lengser dari jabatan tersebut. Dia berharap bahwa dirinya masih tinggal didalam rumah yang dia tempati selama ini artinya dia tidak turun dari atas kebawah dari segi (makna) jarak, akan tetapi (yang menyebabkan) itu adalah dikarenakan kedudukannya yang telah turun dari yang sebelumnya berada diatas tempat yang tinggi, maka dia tidak memiliki kedudukan yang derajat sedikitpun setelah itu.
Dan juga mungkin “al-hubuth” diberi arti dari tinjauan sisi nilai. Sebagia contoh anda mempercayai seseorang yang memiliki derajat yang sangat tinggi, anda saksikan dia sangat dihormati dirinya dan memiliki wibawah yang sangat agung. Namun tiba-tiba dia melakukan perbuatan yang tercela, sehingga itu menyebabkan wibawa orang tersebut jatuh dalam pandangan anda, anda tidak lagi menghormati dan memuliakannya.
Jadi “al-hubuth” yang berarti turun tidak hanya turun dari segi makna jarak (yaitu dari atas ke bawah) namun bisa juga (berarti) turun derajat dan turun kedudukan. Oleh sebab itu, sesungguhnya perkara turunnya iblis bukanlah sesuatu yang sangat penting (untuk diperdebatkan) karena sebelumnya dia tinggal di jannah kemudian diturunkan dirinya sebagaimana yang disebutkan oleh para ahli tafsir, atau dia tinggal di tempat yang tinggi di langit, dan juga mungkin diartikan dengan makna secara maknawi yaitu setelah iblis mendurhakai perintah Allah Swt maka dia tidak lagi memiliki sesuatu kedudukan apapunn setelah itu.
Demikian apa yang bisa sang khalifah berikan kali ini dalam artikel kemaksiatan sang setan jangan lewatkan untuk membaca artikel sebelumnya dengan judul Unsur Penciptaan Setan dengan Unsur Lain .