Jadi, beribadah kepada Allah Swt, maknanya adalah mentaati perinta-Nya, dan menyelisihi perintah-perintah-Nya, merupakan kemaksiatan dan kefasikan, yang merupakan jalan menuju kekufuran dan kita berlindung kepada Allah darinya. Berdasarkan ini bahwa yang dimaksud dengan ibadah adalah mentaati makhluk karena perintah penciptanya, adapun iblis dia telah durhaka kepada perintah Allah Swt maka itu bukan tersebut ibadah (karena dia tidak mau sujud kepada selain Allah Swt Adam AS) tetapi kemaksiatan dan kekufuran.
Allah Swt telah menjelaskan kepada kita didalam Al-Qur’an tentang permulaan kedurhakaan Iblis. Allah Swt berfirman:
وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ وَٱسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٣٤
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (Al-Baqarah: 34)
Ini merupakan permulaan maksiat yaitu awal kekufuran iblis. Iblis menolak untuk mentaati perintah-perintah-perintah Allah. Iblis tidak menolak untuk sujud kepada selain Allah Swt tetapi ia menolak untuk sujud (kepada Adam AS) semata-mata karena perintah Allah Swt inilah yang membedakannya, karena menolak untuk mentaati perintah-perintah Allah Swt merupakan kemaksiatan dan kekufuran.
Sebagian mereka berkata bahwa perintah tersebut tertuju kepada malaikat bukan kepada iblis, bagaimana mugnkin Allah Swt menghisab iblis atas sebuah perintah yang tidak ditujukan kepadanya?
Jawannya, sekalipun iblis berasal dari golongan jin tetapi dia telah mendurhakai perintah Allah Swt dan ini telah dijelaskan sendiri oleh Allah kepada kami melalui kitab suci-Nya yang berbunyai:
وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ كَانَ مِنَ ٱلۡجِنِّ فَفَسَقَ عَنۡ أَمۡرِ رَبِّهِۦٓۗ
“ Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya.”(QS. Al-Khafi: 50)
Dan dalam ayat lain yang menujukan perbincangan Allah dengan Iblis:
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسۡجُدَ إِذۡ أَمَرۡتُكَۖ قَالَ أَنَا۠ خَيۡرٞ مِّنۡهُ خَلَقۡتَنِي مِن نَّارٖ وَخَلَقۡتَهُۥ مِن طِينٖ ١٢
“Allah berfirman: ‘Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.”(QS. Al-A’raaf: 12)
Juga firman Allah:
قَالَ يَٰٓإِبۡلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَن تَسۡجُدَ لِمَا خَلَقۡتُ بِيَدَيَّۖ أَسۡتَكۡبَرۡتَ أَمۡ كُنتَ مِنَ ٱلۡعَالِينَ ٧٥
“ Allah berfirman: “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?.”(QS. Saad: 75)
Maka kita dapat nas Al-Qur’an Al-Karim ini, bahwa sesungguhnya perintah sujud tersebut tidak hanya tertuju kepada malaikat saja tetapi juga mencakup kepada Iblis, sehingga tidak ada lagi ucapan yang mengatakan, ‘bagaimana mungkin Allah Swt menghisap iblis atas sebuah perintah yang bukan ditujukan kepadanya?’.