Sekarang, marilah kita bandingkan dengan amaliyah-amaliyah berat yang juga bisa dijadikan jaminan tiket untuk masuk surga. Ambillah contoh amaliyah shalat. Amal ibadah ini merupakan amaliyah yang kesannya lebih berat jika di bandingkan dengan amaliyah yang hanya sekedar berdzikir dan membaca kalimat-kalimat tertentu. Dengan demikian bisa dikatakan tiket yang diperoleh dari shalat harganya lebih mahal, makanya proses masuknya ke surga pun akan beda dengan masuknya surga dengan menggunakan tiket murah.
Shalat sebagaimana yang pernah disabdakan nabi adalah merupakan barometer bagi amal-amal perbuatan yang lain. Jika niat shalat seseorang baik, maka Allah juga akan menganggap baik nilai amal ibadah yang lain.
Dalam hal ini nabi pernah menjelaskan: “Sesungguhnya amal seorang hamba yang pertama kali yang akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika baik shalatnya maka ia akan beruntung dan selamat. Sebaiknya jika jelek shalatnya maka ia akan merugi.”
Lewat hadits diatas sepertinya nabi ingin memberikan penjelasan bahwa Allah tak mau susah-susah menghisab manusia secara rinci dengan menanyakan semua ikhwal kehidupan mereka dari awal hingga akhir dan dari yang kecil hingga yang besar. Kiranya cukup bagi Allah untuk mengetahui kebaikan dan keburukan kelakuan hamba-Nya lewat amaliyah shalat mereka. Jika saat dihisab nilai shalat seorang hamba baik, maka bagi Allah hal itu sudah menjadi jaminan bahwa amaliyah-amaliyah yang lain pasti akan baik. Jika memang demikian hamba akan langsung dimasukan kesurga tanpa adanya proses hisab yang lebih lanjut. Berkaitan dengan ini nabi sendiri pernah menyatakan bahwa orang-orang yang selalu menjaga shalatnya akan dimasukan ke surga tanpa hisab. Artinya aadalah sebab nilai shalatnya sudah bagus maka amal-amal ibadah yang lain dinilai dan dianggap bagus pula. Jadi mengapa harus repot-repot mengoreksi amal yang lain?
Lantas sekarang bagiamana dengan orang-orang yang nilai shalatnya tidak mengembirakan akan mungkin sangat mengecewakan?tentu tidak ada jaminan bagi mereka unutk dimasukan ke surga, apabila tanpa hisab. Yang jelas proses hisab bagi mereka akan berlangsung lama. Bahkan dimungkinkan perhitungan amal itu akan dilaksanakan seadil-adilnya sebab Allah sendiri masih belum percaya bahwa seorang hamba yang nilai shalatnya “merah” itu punya kebaikan amal yang berarti. Kalau kunci penentu dan tolak ukur amaliyah saja sudah bernilai jelek, maka dimungkinkan nilai-nilai amal yang lain akan jelek pula. Makanya mereka harus tetap menunggu dalam jangka waktu yang lama untuk diproses amalnya. Mereka tak bisa masuk ke surga secara langsung tanpa adanya hisab terlebih dahulu.
Inilah shalat. Tiket masuk surga yang diperoleh melalui shalat akan menghantarkan seseorang memasuki surga tanpa adanya proses hisab. Tiket ini tergolong mahal dan maknanya Allah pun memberi fasilitas lebih saat proses perhitungan amal. Hal ini beda dengan tiket yang diperoleh dengan cara yang lebih muda.
Jihad adalah tergolong amal ibadah yang berat. Dikatakan demikian sebab jihad membutuhkan pengorbanan amat besar yang tidak semua orang mampu melakukannya. Tidak semua muslim mampu dan mau melaksanakan perintah jihad sebab jihad taruhannya adalah nyawa. Jihad butuh keberanian. Dan hanya orang-orang yang betul-betul berimandan mengharapkan ridho Allah sajalah yang mampu melaksanakan jihad.
Sebagai sebuah amaliyah yang begitu berat, maka wajar jika Allah memperlakukan beda terhadap para mujahid ini. Kematian mereka pun dianggap mulia dibanding dengan kematian-kematian yang lain. Cara masuk ke surga pun tak sama dengan proses masuknya surga yang menggunkaan amal ibadah yang biasa-biasa. Nabi sendiri menjelaskan bahwa orang yang mati syahid kelak akan masuk surga tanpa ada proses penghitungan amal. Semua dosa yang berhubungan dengan Allah semuanya akan diampuni. Dan tak hanya itu orang-orang masuk surga dengan menggunkaan tiket syahid pun akan melalui jembatan shirat dengan kecepatan tinggi, secepat kilat.