Ada banyak jalan menuju kesurga. Ada banyak amaliyah yang bisa menghantarkan manusia meraih surga, dari yang paling berat untuk dilakukan hingga yang paling ringan untuk dikerjakan. Semua telah ditunjukan oleh Allah. Dan jalan-jalan itupun kini sudah terbentang luas dihadapan kita.
Lihatalah betapa nabi pernah bersabda, “barang siapa yang mengakhiri hhidupnya dengan bacaan laa ilaaha il lallah maka pasti ia akan masuk surga” nabi pun pernah bersabda, “dan barangsiapa yang membaca surat Al-Ikhlas sepuluh kali, maka Allah akan membangunkan sebuah gedung dari yaqud dan permata merah untuknya di surga”.
Sesungghnya masih ada banyak keterangan hadits yang menjelaskan betapa mudahnya kita meraih surga. Ada bnayak penjelasan hadits nabi yang menujukan bahwa tak sedikit amaliyah ringan yang bisa menyebabkan seseorang memperoleh nikmat agung berupa surga. Akan tetapi coba bandingkan dengan ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadits yang menjelasakan bahwa ternyata masuk surga pu tak segampang yang kita kira.
Coba simak ayat berikut:
أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَعۡلَمِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ مِنكُمۡ وَيَعۡلَمَ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٤٢
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Imran: 142)
Lewat ayat diatas sesungguhnya Allah mempertanyakan kepada semua hamba-Nya yang telah yakin bahwa kelak akan msuk surga, “Apakah kalian yakin kelak akan masuk surga padahal aku belum mengetahui mana kapankalian berjihad sekaligus aku belum mengetahui bahwa kalian itu benar-benar orang yang sabar dalam melaksanakan perintah jihad itu.”
Sesungguhnya bukan main-main Allah mempertanyakan masalah jihad ini. Dan hal senada juga diulangi oleh Allah dalam ayat berikut:
أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُمۖ مَّسَّتۡهُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ أَلَآ إِنَّ نَصۡرَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ ٢١٤
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Al-Baqarah: 214)
Lewat dua ayat tersebut diatas seakan-akan Allah ingin menegaskan bahwa masalah jihad ini adalah sebagai “syarat” bagi orang-orang islam jika ia ingin merasakan nikmatnya surga. Unutk meraih surga seseorang tidak bisa haya ongkang-angking kaki dan hanya mengerjakan amal-amal ringan mengerjakan ini dan itu. Untuk meraih surga seseorang harus mau berkorban, tak hanya harta namun juga nyawa. Untuk meraih surga seseorang harus berani mempertaruhkan nyawanya demi agama. Jika tidak, maka Allah sendiri mempertanyakan keimanan kita sekaligus mempertanyakan keyakinan kita yang belum-belum suddah berani memastikan diri kelak bisa masuk surga.
Sesunngguhnya Allah memang mempermudah manusia untuk bisa menikmati karunia surga. Selagi manusia mau beriman kepada-Nya dan juga mau beramal shaleh, maka pasti dan pasti mereka akan bisa merasakan kenikmatan surga. Bahkan jika manusia hanya beriman saja tanpa menghiasi diri dengan amal shaleh pun Allah masih mengijinkan mereka menjadi penghuni surga. Tak hanya itu seandainya mereka mau beriman lalu ia menjadi seorang ahli maksiat yang punya banyak dosa pun Allah masih memberikan perkenan kepada mereka untuk masuk surga.