Dalam statusnya sebagai hamba Allah, sudah pasti, malaikat adalah ciptaan Allah. Sebagaimana hamba dan makhluk Allah yang lain, semuanya muncul melalui sebuah proses penciptaan. Tentang bagaimana proses penciptaan malaikat, Al-Qur’an dan hadits tidak memberikan informasi yang rinci.
Malaikat diciptakan lebih awal daripada manusia. Hal ini dapat diketahui berlandaskan pada dialog yang terjadi antara Allah dengan para malaikat ketika hendak menciptakan kepada manusia pertama.٠
وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗۖ قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيهَا مَن يُفۡسِدُ فِيهَا وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّيٓ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ ٣٠
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Al-Baqarah: 30)
Al-Qur’an juga tidak merinci lebih lanjut tentang berapa lama jarak waktu antara penciptaan malaikat dengan penciptaan manusia. Yang pasti para malaikat lebih awal dan bahkan telah memiliki semacam pengalaman tentang perilaku makhluk yang mungkin mirip manusia, dengan pernyataan mereka, “Mengapa Engkau hendak menjadikan khlifah dimuka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah….”
Malaikat memiliki kesadaran spritual yang sangat tinggi, sehingga mereka sadar betul bahwa mereka adalah hamba dan ciptaan Allah yang Maha Esa. Kesadaran diri sebagai makhluk inilah yang membuat malaikat senantiasa berbakti kepada Allah dalam penyembahan dan ketaatan. Mereka bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan selain Allah yang berhak untuk disembah.
Kalangan ulama banyak yang berpendapat bahwa malaikat diciptakan Allah dalam jumlah yang telah disesuaikan dengan kebutuhan sesuai dengan rencana agung Allah. Artinya jumlah malaikat tidak mengalami penambahan atau pengurangan dari awal penciptaan hingga kiamat nanti.
Malaikat tidak dilengkapi oleh Allah dengan sahwat dan kemampuan untuk melakukan proses reproduksi, sehingga tidak mungkin beranak-pihak. Malaikat juga tidak mengalami kematian sebagaimana halnya manusia, sehingga jumlah mereka tidak pernah berkurang. Mereka hanya akan dibinasakan oleh Allah pada hari kiamat tiba.