Telah banyak referensi hadits nabi yang menjelaskan tentang ciri fisik dari seorang Dajjal yang diantaranya sebuah hadits dari Anas bin Malik, bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw telah bersabda: “Tidak ada seorang nabi pun kecuali memperingatkan umatnya. si buta sebelah yang pendusta. Ketahuilah ia buta sebelah, adapun Rabb kalian tidaklah demikian. Tertulis di antara dua matanya ka fa ra iaitu kafir.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits lain menyebutkna: “Sesungguhnya Dajjal ialah pemuda yang berambut keriting, matanya buta, dan saya cenderung menyerupakannya dengan Abdu al-uzza bin Qathan. Barang bertemu dengannya maka bacalah kepadanya permulaan surah al-khafi.(HR. Muslim).
Dalam hal ini sebahagian umat Islam memahami hadist di atas secara hakiki mereka berpandangan bahwa Dajjal yang di utus di akhir zaman untuk menipu umat manusia adalah buta sebelah matanya yaitu mata kanannya dan di atas kedua matanya terdapat tulisan kafir. Sehingga selama orang yang disebut cirinya di atas belum muncul berarti Dajjal yang diceritakan dalam hadist belum muncul.
Sedangkan sebagian umat Islam lainnya memahami seluruh hadis masalah Dajjal adalah bermakna majazi sehingga dalam pandangan mereka Dajjal tidak ada dalam wujud manusia. Dajjal hanyalah sebuah sistem dunia di akhir zaman yang bermakna sistem kekufuran.
Maka dalam hal ini penulis mengambil jalan tengah di antara kedua pendapat tersebut bahwa tidak semua hadist tentang Dajjal diambil makna secara hakiki juga tidak semua hadist tentang di ambil maknanya secara majazi. Ada makna yang menunjukkan hakiki dan ada makna yang menunjukkan majazi.
Dalam hadis di atas dijelaskan bahwa salah satu ciri Dajjal buta sebelah matanya, ia hanya melihat dengan satu mata sedangkan mata satunya lagi buta. Di dalam sebuah hadist Rasulullah menjelaskan bahwa Dajjal berada di dunia dalam empat tahap. Di dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Muslim disebutkan: Kami bertanya: “Wahai Rasulullah berapa lamakah Dajjal akan tinggal di muka bumi ini? Nabi menjawab: Dajjal akan tinggal selama empat puluh hari. Hari yang pertama seperti setahun dan hari berikutnya seperti sebulan dan hari ketiga seperti seminggu. Kemudian hari yang masih tinggal lagi adalah sama seperti hari kamu yang biasa.”
Tahap pertama sampai dengan tahap ketiga Dajjal belum wujud sebagai manusia kerana perbedaan demensi waktu dengan manusia di dunia. Tetapi Dajjal telah berada di dunia sebagaimana di jelaskan dalam sebuah hadist tentang Tamim Ad-dari yang pernah menjumpai Dajjal di sebuah pulau.
Disebabkan berbeda dimensi waktu sehingga kita tidak bisa melihatnya. Tetapi para penyembah Dajjal bisa berinteraksi dengan cara melakukan ritual-ritual ilmu sihir kuno yang di kenal dengan ajaran Kabbalah. Para pengikut Dajjal menggunakan simbol mata satu sebagai simbol tuhan mereka ini bisa kita lihat pada lembaran uang satu dolar Amerika. Lambang mata satu di atas piramid menunjukkan keterkaitan ajaran paganisme Mesir yang dibawa oleh pengikut Dajjal hari ini.
Lambang Mata satu di ambil dari mata kepercayaan orang Mesir kuno yang bernama Horus (Eye of Horus). Dalam mitos Mesir diceritakan bahwa pada waktu horus bertarung dengan seth dewa gurun badai dan kekacauan salah satu matanya terluka parah yang kemudian disembuhkan oleh Isis ayahnya. Namun sejak ia menjadi dewa langit mata horus dianggap mewakili matahari pada mata kanannya dan bulan pada mata kirinya. Karena mata kirinya pernah terluka sehingga menjadi redup.
Oleh sebab itu ajaran kabbala menggunakan mata kanan horus/matahari (ra) sebagai lambang maha melihat versi Dajjal. Maka hadist yang menjelaskan Dajjal buta sebelah dapat diartikan secara simbolik, artinya para pengikut Dajjal menyembah tuhan yang bermata satu iaitu mata Horus dan simbol-simbol yang mereka gunakan adalah lambang mata satu.
Kemudian pada tahap k empat Dajjal akan wujud sebagai manusia, apakah Dajjal memiliki ciri buta sebelah mata? Bagi Bangsa yahudi hakikatnya yang mereka tunggu sebagai penyemat di akhir zaman adalah al-Masih, oleh sebab mereka mengingkari al-Masih maka Allah menurunkan kepada mereka al-Masih palsu yang disebut al-Masih Dajjal. Bangsa Yahudi tidak akan percaya kepada Dajjal untuk mengaku al-Masih sejati seandainya ia muncul dalam keadaan cacat karena al-Masih dalam konsep yahudi adalah orang yang sempurna dan berwibawa.
Hal sebagaimana yang terjadi pada masa diutusnya al-Masih putera Maryam, mereka menolak dengan alasan al-Masih merupakan anak zina juga seorang yang miskin hanya memiliki beberapa orang pengikut saja. Maka inilah salah satu yang menjadi alasan bahwa al-Masih Dajjal tidak akan muncul dalam keadaan buta.
Maka memahami hadist secara hakiki bahwa dajjal itu buta sebelah sungguh tidak tepat, bahkan ada sebahagian ulama yang memahami hadis tersebut seperti syekh Imran Hosein bahwa buta yang dimaksudkan di situ adalah buta mata hatinya, Dajjal di pogram oleh Allah sebagai makhluk yang tidak bisa melihat kebenaran. Ini digambarkan dengan buta sebelah kanan, sedangkan Dajjal hanya bisa melihat dengan mata sebelah kiri artinya kiri melambangkan keburukan.
Adapun ciri dajjal selanjutnya adalah di antara kedua matanya tertulis ka-fa-ra, yang bermakna kafir. Sebahagian pendapat menjelaskan bahwa tulisan kafir di antara kedua matanya merupakan tulisan secara hakiki. Sebagaimana pendapat imam Nawawi dalam syarah Muslim beliau menjelaskan bahwa tulisan ka fa ra tertulis seperti adannya di antara kedua mata Dajjal. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana dengan ungkapan hadist selanjutnya bahwa tulisan dapat dibaca oleh orang mukmin baik bisa baca tulis atau tidak, atau dalam hadist lain tulisan ka-fa-ra hanya dapat di di baca oleh orang yang membenci sikapnya.
Sedangkan selain orang mukmin baik musyrikin, munafiq. Kafirun dan lain-lain tidak bisa membaca walaupun yang bisa baca tulis. Ungkapan ini mengisyarahkan kepada kita bahwa tulisan kafir bermakna majazi artinya semua perbuatan dajjal merupakan perbuatan yang menjerumuskan umat manusia kepada kekafiran, sehingga hanya orang mukmin yang bisa melihat bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan kekafiran.
Orang mukmin begitu mudah mengenali sosok Dajjal di akhir zaman tetapi berbeda dengan orang kafir, munafiq dan musyirikin mereka sama sekali tidak menyadari bahwa Dajjal dengan sistemnya sedang menggiring mereka ke dalam neraka. Disaat Dajjal dengan secara tegas menolak kedaulatan tuhan, dan menyerahkan kedaulatan tersebut kepada manusia (rakyak), sebagaimana dalam ajaran Qabala (Dajjal) dijelaskan bahwa manusia tidak butuh akan Allah.
Bahkan menurut mereka manusia bisa menjadi manusia suci yang setara dengan tuhan. Mereka menyebut paham yang deseptik ini dengan istilah ‘humanisme’, bahwa manusia berdaulat untuk mengatur hidupnya sendiri di dunia. Bagi mereka selain mukmin akan datang berduyun-duyun memberi dukungan suara, inilah satu fakta yang sangat jelas mereka tidak bisa melihat kekafiran diantara kedua mata Dajjal.
Kemudian tulisan ka-fa-ra di antara kedua mata Dajjal juga dapat di artikan secara simbolik, sungguh sangat mengejutkan brigade elit Israeli Defenses Force (IDF) bernama Kfir, Brigade ini dibentuk sebagai “900th Brigade” atau Brigade ke-900, yang termasuk dalam katagori unit paling elit di bawah Kementerian Pertahanan Israel. Brigade Kfir berada di bawah komando Divisi 162 (Utzvat Haplada). Nama asli Brigade tersebut adalah “KFR”, karena sistem huruf Ibrani tidak mengenal huruf hidup. Pasukan ini juga merupakan kesatuan anti teroris yang paling efektif di negara Israel. Bukan itu saja, perusahaan penerbangan Israel bernama IAI yang bekerja sama dengan pemerintah telah meluncurkan pesawat tempurnya yang diberi nama Kfir. Allahu alam.