Press "Enter" to skip to content


Pertumbuhan dan Perkembangan Dajjal


Pertumbuhan dan Perkembangan DajjalSetelah kita membahas tentang identitas Dajjal kali ini kita akan membahas seputar pertumbuhan dan perkembangan Dajjal. Sebelumnya bayi yang ditunggu-tunggu telah lahir ke dunia dan lahir dengan selamat, namun anak itu memiliki kekurangan jarang sekali bergerak. Setiap hari yang dilaluinya hanya dihabiskan untuk tidur dengan sesekali makan dan minum. Sehingga orang tuanya mengira bahwa anaknya itu lumpuh. Anak itu juga tidak mau meminum air susu ibunya, sehingga hal itu mengakibatkan ibunya terserang penyakit da akhirnya meninggal.

Segala upaya telah dilakukan, namun semuanya sia-sia. Bahkan pengorbanan untuk sang  berhala diadakan, namun sedikit pun tidak ada perubahan. Anak lelaki itu masih seperti keadaan sebelumnya. Hingga suatu kejadian besar menggoncang negeri itu. Pada suatu malam dimana usianya menginjak empat tahun, ia terbangun dan merangkak menuju patung berhala yang menjadi tuhan buat keluarganya. Tiada dipungkiri, bahwa anak lelaki itu tidak bisa melakukannya tanpa bantuan setan yang merasuki patung berhala itu. Ketika orang tuanya terbangun, mereka terkejut mendapati anaknya tidak berada di tempat tidurnya. Mereka pun mencarinya keseluruh ruangan dan akhirnya mendapati anaknya tengah tertidur lelap dalam dekapan tuhan mereka, berhala.

BACA JUGA:  Hari Kiamat Ditandai Dengan Munculnya Dajjal

Kejadian itu tidak hanya mengejutkan kedua orang tuanya, namun seluruh penduduk negeri menjadi heboh mendengar berita yang dianggap menggemparkan itu. Manusia berbondong-bondong datang untuk menyaksikannya. Ia dianggap sebagai anak ajaib hingga tidak jarang orang yang datang untuk meminta berkah kepadanya. Seperti itulah kehidupan negeri menyembah berhala. Mereka mengira bahwa anak itu bisa memberikan berkah kebahagiaan, kesembuhan, dan kekayaan. Mereka tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Swt adalah tempat untuk meminta bukan selain-Nya.


Keramaian tersebut menyita perhatian seluruh negeri, tidak terkecuali penguasanya. Seorang hakim yang berkuasa pada waktu itu pun turun tangan. Ayahnya ditanggakap karena dianggap telah menimbulkan keresahan masyarakat. Beberapa siksaan telah diterima sebagai upaya paksa agar mengakui bahwa ia yang menggendong anaknya untuk ditidurkan didekat berhala. Dengan berat hati akhirnya sang ayah mengakui. Hakim pun menyebarkannya dan menyatakan bahwa anak itu dirasuki oleh setan. Beberapa tukang sihir dikerahkan untuk menyembuhkannya. Kejadian ganjil itu menyita perhatian dunia hingga seorang yang mengaku ahli bijak mengatakan bahwa anak lelaki itu adalah keturunan dari sam. Hingga ia diberi ggelar al-samiri. Sebagaiana disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam Qishashu al-anbiya; Sam ialah salah satu dari putra Nabi Nuh, selain Ham, Yafits, dan Yam yang lebih dikenal dengan nama Kan’an. Hal demikian membuat ayahnya dalam  tekanan batin karena memikirkan putra semata wayangnya hingga ia pun menghembuskan nafas yang terakhir karena anak yang sangat dicintainya itu.

BACA JUGA:  Mengungkap Identitas Dajjal

Hakim kembali bertindak, anak lelaki yang diberi gelar al-samiri pun dibawah keistana agar lebih mudah melakukan pengawasan. Setahun kemudian, keunikan kembali terjadi. Anak itu mampu bergerak dan mampu berbicara meski dengan terbata-bata. Dan tidak lama dari itu, sebuah bencana kembali datang. Allah Swt menurunkan siksa kepada negeri Samirah itu atas perbuatan dosa yang dilakukan penduduknya. Karena mereka gemar melakukan perbuatan zina dan liwath (homo) sehingga azab yang pedih harus mereka terima sebagaimana yang pernah terjadi pada penduduk Sadum kaum Nabi Luth.

Dalam hal ini Allah telah menjelaskan dalam Al-Qur’an:

قَالُواْ يَٰلُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَن يَصِلُوٓاْ إِلَيۡكَۖ فَأَسۡرِ بِأَهۡلِكَ بِقِطۡعٖ مِّنَ ٱلَّيۡلِ وَلَا يَلۡتَفِتۡ مِنكُمۡ أَحَدٌ إِلَّا ٱمۡرَأَتَكَۖ إِنَّهُۥ مُصِيبُهَا مَآ أَصَابَهُمۡۚ إِنَّ مَوۡعِدَهُمُ ٱلصُّبۡحُۚ أَلَيۡسَ ٱلصُّبۡحُ بِقَرِيبٖ ٨١ فَلَمَّا جَآءَ أَمۡرُنَا جَعَلۡنَا عَٰلِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمۡطَرۡنَا عَلَيۡهَا حِجَارَةٗ مِّن سِجِّيلٖ مَّنضُودٖ ٨٢ مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَۖ وَمَا هِيَ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ بِبَعِيدٖ ٨٣

BACA JUGA:  Dajjal dalam Berita Tamim Al-Dari

“Para utusan (malaikat) berkata: “Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?” Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Hud: 81-83)

Seluruh negeri tenggelam dalam tanah dan hanya menyisakan seorang anak laki-laki yang berada dalam istana. Allah Swt memerintahkan Malaikat Jibril untuk membawanya kepulau tersembunyi yang berada ditengah laut Yaman.